Kisah Seorang Gadis Punk Mendapat Hidayah Dibulan Ramadhan | CATATAN SAIF - Tutorial Blogger

Kisah Seorang Gadis Punk Mendapat Hidayah Dibulan Ramadhan

Kisah Seorang Gadis Punk Mendapat Hidayah Dibulan Ramadhan

Usia remaja sering diartikan masa pengenalan jati diri, karenanya kita sering melihat ragam perilaku remaja sebagai bentuk ekspresi luapan emosi dalam dirinya. Apa yang diyakini oleh seorang remaja, entah itu berasal dari budaya, ideologi, atau hal lainnya, akan dijadikannya sebagai simbol jati diri. Tidak terkecuali bagi Intan Dewi.

Suatu hari pada pertengahan tahun 2007-2008, Intan, begitu dia akrab dipanggil, berkenalan dengan musik punk dari temannya. Awalnya dia hanya bersikap acuh pada jenis musik yang berkembang pertama kali di Inggris itu. 

Namun, semua seakan sirna setelah dia mengetahui esensi dari punk yang 'mengajarkan' kebebasan, dan kemerdekaan mutlak dengan menolak segala bentuk tirani dan belenggu norma. Satu persatu musik punk dia resapi secara dalam, mulai dari Rancid, Ramones, hingga Sex Pistol.

Penggalan syair lagu Anarchry in the UK miliknya Sex Pistol, seakan menjadi lagu wajib untuknya. "Right! now ha, ha, i am an anti-Christ, i am an anarchist, don't know what I want but I know how to get it. I wanna destroy the passer by 'cos I wanna be anarchy, No dogs body."

Dilansir dari website hidayatullah, hari-hari Intan selalu dia habiskan di jalanan, tidak lagi meneruskan bangku pendidikannya. Terlebih setelah dia berkenalan dengan komunitas punk, aktivitas ngamen hingga bersenang-senang seakan menjadi pekerjaan harian yang menyenangkan. Selama menjadi anak punk, kehidupan Intan tidak menentu, terkadang dia di jalanan Cibinong, Sukabumi, hingga Ciawi.

Masuknya Intan dalam dunia punk juga mempengaruhi caranya berdandan dan berpakaian. Wanita kelahiran 24 April 1995 ini lebih suka memakai celana butut berbalut sepatu bots, dan jaket lusuh yang penuh dengan jahitan emblem. 

Intan selalu merasa, atribut yang dia gunakan nyaman dan sesuai dengan apa yang dia inginkan. Namun tidak untuk kedua orang tuanya. Orang tua Intan kecewa melihat buah hatinya berperilaku menyimpang dari budaya daerahnya. Terlebih tetangga Intan, selalu mencibir dan tidak jarang menyudutkan Intan sebagai remaja yang urakan dan tidak berbudaya.

Selama menjadi punk, Intan tidak tentu pulang ke rumah, terkadang dua pekan sekali dia baru pulang bertemu dengan orang tuanya. Orang tua Intan selalu berusaha menyadarkan anaknya untuk merubah kebiasaan, namun semua nasihat tidak di indahkannya.

"Itu gaya hidup saya," kata Intan singkat.

Semua itu dia jalani hingga tahun 2010. Semua identitas punk yang melekat dalam dirinya dia lepaskan setelah Allah SWT mempertemukannya dengan komunitas punk muslim. Intan muda kembali mendapati dirinya dalam pertempuran batin. Rasa bosannya kepada dunia punk jalanan, menuntunnya untuk berbenah diri, merenungi masa depan dengan akal sehat.

Diakui Intan, hidayah yang didapatkannya tidak lepas dari doa orang tuanya yang tanpa henti kepada Allah SWT. Intan sadar, kesalahan fatal dalam dirinya yaitu memaknai kebebasan dan kemerdekaan secara mutlak. Dari situ pemahaman Intan mulai lunak, dia yakin tidak ada yang mutlak, semua harus diiringi dengan tanggung jawab.

"Semua ini karena doa dari orang tua saya," lanjutnya.

Kini, Intan tidak lagi tampil dengan jaket lusuhnya. Dia istiqomah untuk menutup seluruh auratnya dengan jilbab dan rok panjang. Bahkan kedua kakinya selalu di tutup dengan kaos kaki, kemanapun dia pergi. Keseharian Intan juga dihabiskan dengan belajar membaca Alquran dan mengkaji hadits.

"Banyak perubahan, terutama mungkin dari keluarga lebih memerhatikan, dan tetangga lebih segan ke kita. Sekarang juga semakin banyak teman, semakin menambah wawasan jadi bisa tahu dunia lain juga," kata Intan.

Ramadan 1433 Hijriyah kali ini dia lewati dengan beribadah puasa bersama-sama keluarganya. Setelah sebelumnya tidak pernah menjalankan ibadah puasa dan tidak pernah menikmati Ramadan di rumah secara khusyuk.

Intan yang bercita-cita ingin menjadi psikolog bertekat untuk melanjutkan pendidikannya kembali dan menjadi anak yang bisa membanggakan dan berbakti kepada orang tuanya.

"Aku ingin meneruskan sekolah, lalu kuliah dan ingin lebih mengejar cita-cita dan memperbaiki diri lebih baik lagi dari sebelumnya," pungkasnya.

Dalam surrah Al-Baqoroh ayat 213, Allah SWT berfirman: "Dan Allah sentiasa memberi petunjuk hidayah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus."

Kutipan: Merdeka.com



Silahkan tinggalkan Kritik dan Saran Sobat dibawah sini :
Gunakan Akun openID / Google+ / Blogger agar ada pemberitahuan untuk catatansaif. Boleh Copas asal ada sumbernya ya.. untuk sedikit hargai kerja keras orang lain aja..
Centang "Notify Me" agar ada pemberitahuan balasan dari saya.
Mulai 2016 Komentar dengan menyertakan Link Aktiv / No Aktiv akan dihapus, jadi gunakan openID saja.